PORTALINSIDEN.com, Parepare — Yayasan Lembaga Pengkajian Pengembangan Ekonomi Dan Masyarakat (YLP2EM) dan Yayasan BaKTI melaksanakan penguatan kelompok konstituen dan LBK terkait isu VAW (Violence Against Women), perkawinan anak dan Inklusi tingkat Kota Parepare.
Kegiatan yang digelar di Cafe & Resto Amaish tersebut merupakan bagian dari program inklusi yang merupakan program kemitraan Australia – Indonesia menuju masyarakat inklusif.
Turut hadir Kanit PPA Polres Parepare, Aipda Dewi Noya sebagai pemateri, dan seluruh kelompok konstituen program Inklusi.
Aipda Dewi menjelaskan, kasus yang sering ditangani unit PPA Polres Parepare yaitu kekerasan fisik. Namun banyak yang ditangani, kata dia, diselesaikan secara damai, karena beberapa alasan salah satunya karena faktor anak.
“Misalnya persoalan KDRT, sebagian besar yang kita tangani tidak sampai ke pengadilan. Ada juga kasus KDRT yang hanya datang melapor, pada saat diproses ternyata mereka sudah berdamai tanpa ada konfirmasi,” jelas dia.
Menurut dia, perkara tindak pidana kekerasan seksual tidak dapat dilakukan penyelesaian di luar proses peradilan, kecuali terhadap pelaku Anak sebagaimana diatur dalam undang-undang.
Koordinator Program Inklusi Parepare, Abd. Samad Syam mengatakan, salah satu bidang dari konstituen kelompok yaitu layanan berbasis komunitas dimana ada dua yang ditangani yaitu perlindungan sosial dan penanganan kekerasan.
“Sehingga diharapkan melalui penguatan ini para konstituen kelompok dapat memahami ketika ada pendampingan kasus, mereka bisa menangani secara pelayanan dasar sebelum ditangani para legal,” tandasnya.