Bupati Enrekang memaparkan, pada 2013 lalu angka stunting di Enrekang mencapai 53 persen. Lewat pelbagai intervensi, praktik baik dan inovasi-inovasi, prevalensi stunting terus menunjukkan penurunan cukup siginifikan. Hingga pada akhir 2022 ini tersisa 19,4 persen.
“Kita sangat optimis, bisa mencapai target RPJMD 2023 yakni kurang dari 15 persen, serta membantu target bapak Presiden yang ingin angka stunting tersisa 14 persen di 2024,” jelas MB.
Kegiatan yang bekerja sama dengan Tanoto Foundation itu, juga untuk meningkatkan efektivitas intervensi gizi spesifik dan sensitif dan penetapan sasaran keluarga berisiko stunting.
Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (Adpin) BKKBN Sukaryo Teguh Santoso mengatakan, kegiatan ini digelar sebagai upaya mengkonsolidasikan kegiatan, program, dan anggaran dalam percepatan penurunan stunting dan juga refleksi implementasi satu tahun Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN Pasti) melalui pendekatan keluarga.
Sebagai upaya mengkonsolidasikan kegiatan, program dan anggaran. Tiga fokus pendekatan RAN PASTI meliputi: 1) pendekatan intervensi gizi; 2) pendekatan multisektor dan multipihak, 3) pendekatan berbasis keluarga beresiko stunting,” kata Teguh.