Mestinya, kata Bambang Haryo, Pemerintah Pusat mencontoh apa yang dilakukan Pelindo IV Makassar terkait pengembangan terminal di Pelabuhan Patimban agar berfungsi dan dimanfaatkan dengan baik, sekaligus anggaran pembangunan dari kepelabuhan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, khususnya penyedia jasa peti kemas.
Dewan Pakar DPP Partai Gerindra ini juga mengapresiasi PT. Pelindo IV yang bisa membuat Makassar New Port dengan biaya minim, namun produktivitas yang luar biasa. Didukung kedalaman perairan di pelabuhan itu mencapai 16 meter, bahkan di fase 3 dan 4 dapat mencapai 20-25 meter dalamnya.
“Sehingga kapal yang berkapasitas besar seperti 4.000-5.000 TEUs sudah bisa berlabuh di Makassar New Port, berbeda dengan Pelabuhan Patimban yang kedalamnya tidak sampai 10 meter, hanya bisa masuk kapal yang tidak lebih dari 1.000 TEUs, sehingga target 7 juta TEUs sulit tercapai” jelas Bambang Haryo.
Wakil ketua MTI ini juga mengatakan, jika Makassar adalah pelabuhan hub penghubung untuk Indonesia timur dan barat, sedangkan Pelabuhan Patimban hanya sebagai pendamping pelabuhan Tanjung Priok jika mengalami overload.
“Pelabuhan ini seharusnya bisa dimanfaatkan untuk menampung pelayaran internasional yang menghubungkan transportasi dari Asia timur dengan Australia, bisa jadi pelabuhan transit tingkat Internasional, sehingga memungkinkan untuk bersaing dengan pelabuhan-pelabuhan luar lainnya, seperti misalnya saat ini yang memanfaatkan pasar internasional itu adalah Filiphina yang sudah menampung 7.5 juta TEUs dalam satu tahun. Dan diharapkan Makassar New Port bisa mengambil alih peran dari pelabuhan Filiphina tersebut.” jelasnya.