Barisan berdasarkan umur di barisan saya, sayalah yang menempati posisi orang pertama. Sedangkan di barisan kedua, pak Matias dari Yesma Toraja yang menempati posisi orang pertama. Ketika tiba giliran peserta menyebut umur dan tiba giliran saya, saya memulainya dengan bercanda, permainan ini membocorkan umur peserta. Saya menyebut angka 35, kebalikan dari umur saya yang sesungguhnya.
Pak Yusran, Direktur BaKTI dalam kata sambutannya memaparkan informasi pengalaman selama satu tahun menjalankan Program Inklusi di tujuh daerah di KTI. Jika Program Inklusi berakhir, saya berharap ada orang di setiap lembaga yang memiliki kapasitas pada issu gender, disabilitas dan inklusi. Di setiap lembaga mitra nantinya ada fasilitator atau narasumber yang siap diundang oleh pemda atau pihak lain.
Sebelum dimulai sesi presentasi lembaga mitra, pak Gufron membagikan nomor urut secara acak di setiap meja lembaga. YLP2EM mendapatkan nomor urut 3, saya berbisik kepada Samad, YLP2EM nanti tampil setelah makan siang. Pada saat presentasi capaian lembaga, informasi yang dipaparkan antara lain; apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan, apa pembelajaran yang menarik dan apa tantangannya.
Satu jam sebelum makan siang, fasilitator, May Januar mempersilahkan nomor urut satu LRC Lombok Timur untuk mempresentaskan capaiannya. Banyak masukan khususnya aspek informasi capaian lembaga. Ibu Lusi memberi catatan agar selain menyampaikan informasi kuantitatif juga penting memperkuat informasi kualitatifnya. Catatan Ibu Lusi ini juga berlaku untuk lembaga lainnya.
Mengawali sesi siang, pak Taufan meminta peserta berbaris dalam dua barisan. Intrusinya peserta memijat pundak peserta lainnya secara bergilir. Permainan dilanjutkan dengan intruksi peserta diminta menyebut nama tertentu yang diawali huruf yang disebut Pak Taufan. Peserta gagal menyelesaikan sampai ke orang terakhir, peserta gagal menyebut nama yang berawalan huruf yang disebut Pak Taufan.