Totok menjelaskan, pendidikan kesetaraan paket A, B, dan C merupakan solusi bagi warga binaan Lapas IIA Parepare yang putus sekolah namun ingin memiliki pengetahuan, kemampuan dan ijazah setara dengan SD, SMP, dan SMA.
“Warga binaan sebagai siswa didik mendapatkan pelajaran setara sesuai dengan tingkatannya. Kegiatan pembelajaran kejar paket A B dan C di Lapas IIA Parepare dilaksanakan secara fleksibel dibandingkan dengan sekolah formal artinya pembelajaran dilaksanakan tidak penuh dalam 1 pekan melainkan hanya dilaksanakan 3 kali dalam seminggu. Pembelajaran dimulai pukul 09.00 Wita sampai dengan 12.00 Wita,” jelas dia.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kota Parepare, Arifuddin Idris, menyampaikan apresiasinya atas langkah strategis Lapas dalam upaya meningkatkan kualitas layanan dan pembinaan kepada warga binaan pemasyarakatan salah satunya bidang pendidikan.
“Dalam bentuk keseriusan, kami telah menetapkan 6 orang guru sebagai tenaga pengajar pendidikan kesetaraan paket A, B, dan C untuk mendidik warga binaan di Lapas IIA Parepare,” ungkapnya.
Menurut dia, setelah menyelesaikan pendidikan kesetaraan maka warga binaan akan mendapatkan ijazah sebagai tanda kelulusan, yang kemudian dapat dipakai untuk mendaftar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, baik ke sekolah menengah, atas ataupun ke perguruan tinggi, atau bagi yang hendak langsung bekerja.