Hal senada disampaikan Ketua IKA SMP 1 Batu-Batu, Sudirman Numba.
“Masalah yang muncul dari dampak operasi Bendungan Gerak sudah dialami bertahun-tahun. Sehingga dari IKA SMP 1 Batu-Batu untuk warga di sana, yang juga sebenarnya sebagian besar adalah anggota IKA. Semoga hal ini menjadi perhatian dari Balai Besar,” jelas Sudirman.
Sahar, ketua salah satu kelompok Tani dari Kelurahan Kaca, menguatkan bahwa kondisi di kampungnya sudah sangat memprihatinkan.
“Yang petani tidak bisa dapat hasil karena gagal panen dan yang nelayan semakin kekurangan tangkapan. Semua itu menurut kami ada kaitannya dengan pengelolaan bendungan gerak yang dipatok pada elevasi 5 meter,” ujarnya.
Menanggapi tuntutan Tim Advokasi dan Warga Pesisir Danau Tempe Marioriawa, Nurlaela mengatakan akan melakukan pembahasan untuk meninjau elevasi air yang selama ini berada pada 5 meter. Kemungkinan elevasi yang dipertimbangkan adalah 3 meter.
Meskipun menurutnya Bendungan Gerak bukan penyebab dari banjir yang akhir-akhir ini sering terjadi. Namun selain itu, Nurlaela menyampaikan bahwa BBWS Jeneberang – Pompengan akan membahas lebih lanjut terkait dampak yang timbul pada petani dan nelayan di Pesisir Danau Tempe akibat dari pengoperasian Bendungan Gerak dan akan menurunkan tim.