PORTAL, PAREPARE — Dokter Spesialis Patologi Anatomi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Andi Makkasau Kota Parepare, dr. Yemmika Tangdiung, memperkenalkan pemeriksaan aspirasi jarum halus atau fine needle aspiration biopsy (FNAB) untuk diagnosa tumor.
dr. Yemmika Tangdiung menjelaskan, pemeriksaan melalui aspirasi jarum halus adalah tindakan yang dilakukan dengan mengisap cairan dari benjolan atau tumor menggunakan jarum halus dengan diameter kecil.
“Setelah mendapatkan sampel maka dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui apakah benjolan tersebut merupakan tumor atau sesuatu yang diakibatkan oleh infeksi, sehingga dapat dilakukan penanganan sesuai dengan diagnosa yang didapatkan,” ungkapnya.
Menurut dr. Yemmika, karena jarum yang digunakan sangat kecil sehingga ada keterbatasan, ada beberapa benjolan dalam yang tidak dapat dijangkau menggunakan metode FNAB. Jika seperti itu, maka digunakan Ultrasonografi medis untuk mendeteksi secara spesifik.
“Hanya saja, metode pemeriksaan FNAB punya proses yang lebih cepat dan meminimalisir dampak dalam pemeriksaan, ditambah bisa dilakukan pada kelompok umur mana saja, hanya saja tidak disarankan kepada pasien yang ada kelainan darah, dan yang tidak koperatif,” jelas dia.
Hingga saat ini, kata dia, kasus benjolan yang paling banyak ditangani di Rumah Sakit Andi Makkasau yaitu kelenjar getah bening yang ada di leher. Dirinya juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak takut untuk memeriksakan jika ditemukan benjolan di bagian tubuh agar cepat ditangani.