PORTALSULBAR, Mamuju Tengah– Puluhan warga Salulekbo Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju, kembali melakukan aksi dengan menutup paksa aktivitas kegiatan pekerjaan pembangunan Bendungan Budong Budong. Senin kemarin 4/9/23.
Natur salah seorang pemilik lahan selaku perwakilan warga Salulekbo, mengaku terpaksa melakukan penutupan sementara kegiatan pekerjaan proyek karena pembayaran lahan tahap dua belum belum dilunasi oleh pihak Balai.
“ Kami meminta untuk sementara kegiatan pekerjaan dihentikan dikarenakan ganti rugi lahan kami tahap dua belum terbayarkan.” tegas Nantur.
Menurut Natur, warga yang memiliki lahan menjadi korban janji – janji dari pihak Balai Karena sampai saat ini belum ada kejelasan pelunasan.
Menurutnya, setelah masuknya proyek Bendungan Budong – Budong ini masyarakat sudah mulai kesulitan ekonomi karena lahan yang menjadi penopang hidup keluarga sudah tidak ada yang digarap. Dia berharap kepada Balai agar secepatnya melunasi sisa dana pembelian lahan bagi kepentingan proyek bendungan Budong – Budong, agar kelangsungan hidup pemilik lahan yang terkena dampak proyek bisa terbantu.
“ Pihak Balai cuma janji – janji saja, kami sebagai pemilik lahan meminta kejelasan yang pasti dikarenakan lahan kami sudah tidak ada untuk bisa kami garap. Dan untuk biaya Hidup kami dan biaya sekolah anak – anak kami. Kami hanya mengharap uang ganti rugi lahan untuk kami mencari dan Membeli lahan sebagai ganti lahan kami Yang terkena dampak.” jelasnya.
Informasi yang dihimpun jurnalis portalisiden.com, untuk sementara dihentikan sambil menunggu solusi dari pihak Balai untuk memberikan kepastian pembayaran.
Sempat melakukan negosiasi kepada masyarakat Salulekbo. Namun sampai saat ini belum ada penyampaian dari pihak Balai kapan kepastian pembayaran ganti rugi lahan tahap Kedua.
Terkait hal ini, Nantur mengaku jika tidak ada titik terang persoalan ini, tetap akan menghentikan kegiatan tersebut sampai ada kepastian dari pihak balai.
Humas PT. Berantas Abipraya, kepada laman ini mengaku, bahwa sangat menyesalkan ada tindakan yang mencoba menghalangi jalan proyek pembangunan proyek strategis nasional ( PSN ). Padahal, jika melihat yang lebih bertanggung jawab pembayaran lahan milik masyarakat adalah pemerintah dalam hal ini pihak Balai Sulawesi III Palu.
“ Kemarin sempat berhenti pekerjaan karena ada sekelompok warga yang tiba – tiba datang marah – marah minta berhenti dan menuntut pembayaran lahannya yang tahap dua, kan perusahaan yang dirugikan karena rugi waktu kan, “ kata Defri.
Menurut Defri, seharusnya warga meminta bantuan ke pemerintah setempat agar bisa dimediasi dengan pihak Balai. Jika ini dilakukan pasti ada solusinya. Apalagi kata dia, bahwa anggaran pembayaran lahan tahap II dananya sudah siap dicairkan tetapi masih menunggu proses.
“ Saya kira warga mohon bersabarlah dulu dan tidak mungkin ada yang dirugikan. Setahu saya, dananya sudah ada loh hanya masih menunggu proses,” jelas Defri.
Terpisah, wartawan Media ini mencoba melakukan upaya konfirmasi kepada Kepala Balai Sulawesi III Palu, Husaini Bastian, terkait persoalan warga yang mengaku belum dibayarkan lahannya pada tahap II, sampai saat ini belum ada jawaban.
Namun informasi yang diterima media ini. sekitar pukul 16.00 WITA kegiatan pekerjaan Bendungan Budong – Budong, kembali sudah mulai berjalan dengan dikawal dari pihak keamanan Polres Mamuju Tengah.