PORTAL, BARRU — Dampak El Nino yang memasuki kemarau berkepanjangan mengakibatkan kekeringan yang cukup ekstrem di seluruh wilayah Indonesia tidak terkecuali di Desa Lampoko, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, khususnya wilayah pesisir pantai yang memiliki sumber air terbatas.
Lampoko merupakan desa dimana PLTU Barru berdiri, perusahaan pembangkit listrik yang dikelola oleh PT PLN Indonesia Power Barru POMU ini memiliki kapasitas 200 MW menggunakan bahan bakar batu bara dan telah beroperasi di awal tahun 2010, serta menjadi objek vital nasional yang mensuplai 11% kebutuhan listrik di Sistem Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat.
Musim kemarau saat ini juga berdampak pada langkanya air yang berefek pada debu-debu yang terbang ke rumah warga. Fenomena debu dan kekeringan ini dimulai dikeluhkan oleh warga sekitar perusahaan pembangkit.
Warga Dusun Lampoko, Juniati mengeluhkan aktivitas di jalanan yang menjadi jalur mobilisasi truk pengangkut timbunan sehingga menimbulkan debu yang terbang ke rumah-rumah penduduk.
“Kami pernah menegur supirnya untuk menutup jalan, awalnya sempat disiram, tapi saat sekarang ini sudah tidak ada penyiraman. Sekarang ini kami memiliki pekerjaan tambahan yakni mengepel lantai. Kami mengepel lantai bisa 4-5 kali sehari karena banyaknya debu. Ini membuat kami capek juga karena kegiatan ini kami lakukan setiap hari,” keluhnya.
Merespon fenomena yang terjadi, PT PLN Indonesia Power Barru POMU mengambil langkah cepat dengan bekerjasama PDAM Tirta Waesae memberikan bantuan suplai air bersih kepada warga yang membutuhkan. Serta telah menempatkan 4 tandon air dengan kapasitas besar untuk memenuhi kebutuhan air warga baik itu untuk konsumsi ataupun aktivitas bersih-bersih.
Selain suplai air, pengelola PLTU Barru ini juga telah memberikan bantuan alat kebersihan, sembako dan pemeriksaan kesehatan rutin setiap minggu sebagai bentuk kepedulian terhadap warga sekitar perusahaan.
Asisten Manager Administrasi PT PLN Indonesia Power, Miduk Hutasoit mengatakan, polusi debu terjadi bukan hanya dampak dari aktivitas perusahaan pembangkit, namun ada aktivitas lain seperti pengerjaan galian C di sekitar pemukiman warga yang juga satu lokasi dengan perusahaan.
<!–nextpage–>
“Segala sesuatu pasti punya sisi positif dan negatifnya. Jika ditinjau dari sisi negatifnya memang aktivitas perusahaan terkadang menimbulkan debu disaat musim kemarau. Ini berlangsung hanya 2-3 bulan dipuncak musim kemarau, sedangkan 9 bulan setelah itu aktivitas berlangsung normal saja dan terjadi sinergi yang baik antara perusahaan dan masyarakat,” jelasnya.
Sisi positifnya, lanjut dia, keberadaan perusahaan telah merubah drastis kehidupan sosial ekomoni masyarakat Desa Lampoko, jika dahulu Desa Lampoko merupakan Desa yang menggantungkan perekonomiannya dari sektor nelayan dan pertanian, kini beralih menjadi pekerja di Perusahaan.
“Hampir 60% pekerja di PLTU Barru saat ini merupakan talenta lokal Desa Lampoko yang menempati berbagai masi posisi dan pekerjaan di perusahaan, Jika dilihat dalam lingkup Kab. Barru maka 80-90% tenaga kerja di PLTU Barru merupakan putra daerah,” tandasnya.
Kepala Desa Lampoko, Budiman membenarkan keluhan warganya. Menurutnya, pada puncak musim kemarau ini memang debu beterbangan dan mengganggu aktivitas warganya, namun pemerintah Desa Lampoko bersama perusahaan pembangkit selalu berkoordinasi untuk mencari jalan terbaik dan berharap agar hujan segera turun.
“Perusahaan pembangkit ini telah melakukan penyiraman sebanyak 12-13 dalam sehari didalam lingkungan perusahaan untuk mencegah debu akibat aktivitas perusahaan beterbangan ke rumah warga. Hal ini sering dikoordinasikan oleh manajemen kepada pemerintah Desa dan telah disampaikan kepada masyarakat,” katanya.
Budiman juga menceritakan jika sebelum PLTU Barru ada, warga Lampoko lebih banyak memilih untuk merantau keluar daerah disebabkan sulitnya perekonomian.
“Dulu hanya ada 2-3 motor saja yang ada di kampung kami, tetapi berkat keberadaan perusahaan yang mengutamakan warga lokal untuk bekerja maka perekonomian desa kami tumbuh pesat,” ujar dia.
“Kita bisa lihat sendiri, kondisi ekonomi dan lingkungan masyarakat telah meningkat, bahkan beberapa dari warga telah memiliki perusahaan sendiri untuk mensuplai kebutuhan PLTU Barru. Efeknya luar biasa,” ungkapnya.