Contoh lainnya, disebuah daerah terdapat keluarga yang bahagia dan orang-orang yang baik daerahnya pasti maju. Kalau disebua negara negaranya maju negranya maju gak? Jika negara itu maju maka yang merasakan efeknya pasti semuanya dunia merasakan rakyatnnya pun merasakan.
Hal ini lah yang dimaksud dari bapak Ki Hajar Dewantara bahwa semua hal terhubung dan dimulai dari diri kita masing-masing, memerdekakan satu orang adalah langkah awal memerdekakan keluarga, memerdekakan keluarga merupakan langkah awal memerdekakan daerah, memerdekakan daerah adalah langkah awal untuk memerdekakan bangsa.
Jadi mengapa satu persen melakukan ini semua ? karena kita semua menjadi orang yang terpapar untuk hal yang baik pasti akan memeberikan feedback yang baik pula bangsa ini dan akan semakin nyaman.
Menurut Ki Hajar Dewantara menyebutkan ada TRIKON bahwa pendidikan itu harus Kontinu, Konvergen, dan Konsentris.
Kontinu artinya berkelanjutan (apa yang telah dicapai hari ini adalah hasil dari apa yang telah di pelajari dimasalalu) belajar itu akan berjalan terus-menerus dan selalu ada cara untuk menjadi lebih baik dari hari ini. Konvergen artinya ilmu yang berdasar dari berbagai sumber (ambillah ilmu dari luar zona nyaman) karena jika hanya berada pada zona itu-itu saja maka akan stuck none teruslah menambah pengetahuan, seperti bapak Ki Hajar Dewantara yang memodelkan pendidikannya dari banyaknya konsep-konsep pendidikan luar. Konsentris cara belajar dari luar itu boleh, tetapi jangan lupa disesuaikan dengan identitas dan konteks yang ada pada hidup kita masing-masing.
Nah dizaman dimana Ki Hajar Dewantara menerapkan praktek-praktek dengan menggunakan islilah “Memerdekakan Manusia” untuk membungkus konsep sebuah kebahagiaan, untuk apa? Ya untuk kebutuhan indonesia saat itu bahwa merdakalah dahulu, dengan konsep ini tidak langsung di implementasikan di indonesia yang masih kacaunya karena belum siap untuk membahas hal-hal yang filosofis di sekolah. Nah kesalahan sekarang ini dimana sudah masuk zaman internet Teknologi yang sangat canggih tapi belum terlaksana juga cara yang dilakukan oleh bapak Ki Hajar Dewantara dalam menerapkan pentingnya pendidikan.
Pengantar diatas mengenai Pendidikan menurut bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara yang memiliki tiga kalimat Jawa yang halus dan selalau disebut samboyan Pendidikan Indonesia yaitu; Ing Ngarso Sing Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani.