Budaya sekolah yang positif muncul dari hubungan yang baik diantara kepala sekolah, dan guru, guru dan guru, guru dan siswa, siswa dan siswa, serta antar semua warga sekolah. Ini merupakan cirri sekolah yang berpengaruh positif terhadap proses belajar mengajar di sekolah.
Kepala sekolah memiliki peran kunci dalam mengembangkan budaya sekolah yang positif. Pengembangan ini dilakukan melalui kerjasama bersama guru-guru dan warga sekolah, dengan memberi contoh tentang nilai-nilai dan perilaku positif sehingga terbentuk budaya mutu di sekolah.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh kepala sekolah dalam pengembangan budaya sekolah antara lain :
1. kepala sekolah mengartikulasikan visi dan misi sekolah dalam rangka menciptakan kesatuan ide (the unity of idea) tentang sekolah sesuai yang dicita-citakan,
2. mengartikulasikan nilai-nilai dan keyakinan dalam organisasi sekolah,
3. menciptakan desain dan struktur organisasi sekolah,
4. menciptakan sistem simbol yang dapat memperkuat keunikan sekolah,
5. membangun sistem reward yang sesuai dengan norma dan nilai yang ada di sekolah,
6. membangun hubungan sosial dan emosional antara siswa, guru, dan masyarakat sesuai komitmen dan visi sekolah.
Budaya sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain :
1. antusiasme guru dalam mengajar,
2. penguasaan materi yang diajarkan,
3. kedisiplinan sekolah,
4. proses pembelajaran,
5. jadwal yang ditepati,
6. sikap guru terhadap siswa, dan
7. kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin memiliki potensi yang besar untuk memantapkan dan menerapkan budaya sekolah melalui mekanisme pokok, yaitu :
a. perhatian,
b. cara menghadapi krisis,
c. model peran (modeling),
d. pengalokasian penghargaan dan kriteri penyeleksian, serta
e. pemutusan hubungan kerja guru dan staf.
Budaya sekolah berkaitan erat dengan visi dan misi yang dimiliki oleh kepala sekolah. Kepala sekolah yang memiliki visi akan mampu mengatasi tantangan sekolah di masa depan. Hal ini akan efektif apabila: (1) kepala sekolah dapat berperan sebagai model (teladan), (2) mampu membangun tim work yang kuat, (3) belajar dari guru, staf dan siswa, dan (4) harus memahami kebiasaan yang baik di sekolah untuk terus dikembangkan.