Lapas Parepare Terus Tingkatkan Program Pembinaan dan Bimbingan Bagi Warga Binaan

Program pembinaan dan bimbingan keagamaan, kata Totok, merupakan suatu usaha untuk membantu sesama manusia dalam hal meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar terbebas dari kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya agar bisa menghadapi permasalahan yang di hadapi dengan menyerahkan semuanya hanya kepada Allah SWT.

“Ada beberapa metode yang digunakan dalam bimbingan dan penyuluhan agama di Lapas Kelas IIA Parepare, yaitu Ceramah (Tausiyah) yang mana pembinaan yang dilakukan dengan memberikan uraian secara lisan dengan bahasa sehari-hari sehingga mudah diterima oleh warga binaan,” jelasnya.

Kedua, metode Pembelajaran Al-Quran tujuan utamanya memberantas buta huruf Al-Quran. Metode Muhasabah dan Dzikir sebagai introspeksi diri narapidana bisa diperoleh melalui metode muhasabah. Aspek yang dituju dari metode muhasabah adalah hati.

“Sementara, Bagi warga binaan yang Nasrani wajib mengikuti kegiatan ibadah gereja secara tatap muka setiap hari Senin, Rabu, Sabtu dan Minggu. Dan ibadah secara virtual setiap hari Selasa, Kamis dan Jumat,” tandasnya.

Selain dari penyuluh agama pada Kantor Kementerian Agama Parepare juga pelayanan ibadah gereja dari Forum Musyawarah Antar Gereja (FORMAG) Kota Parepare.

“Tentunya program pembinaan dan bimbingan ini tidak lepas dari peran pemerintah daerah dan kementerian agama yang telah memberikan atensi dan perhatiannya selama ini,” imbuhnya.

Hal ini sesuai dengan tujuan sistem Pemasyarakatan dalam rangka membentuk warga Binaan Pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindakan pidana sehingga dapat kembali diterima di masyarakat, sehingga dapat berperan kembali sebagai anggota masyarakat yang bebas dan bertanggung jawab.