Lebih lanjut, ustadz menyampaikan bahwa anak-anak ini hadir di yayasan ada yang dari Enrekang, Luwu, Pinrang, Wajo, Palopo, Jeneponto dan lain-lain. Semua yang hendak masuk menjadi santri harus mematuhi tata tertib yang dikeluarkan yayasan.
“Semua yang mau masuk, saya menetapkan 3 kewajiban yakni Sholat, Mengaji dan Sekolah. Jika tidak mau dengan 3 syarat tersebut ya, gak bisa kami terima”
“Anak-anak kalau mau enak-enak santai-santai belajar, jangan disini. Tapi kalau mau susah-susah belajar, pasti hasilnya bagus. Itu selalu kami dorong agar anak-anak tidak malas belajar” Lanjut ustadz Gufron.
Secara terpisah, pengurus yayasan Rahmat menyampaikan bahwa di Yayasan ini ada 3 orang mualaf. 2 laki-laki dan 1 perempuan. Di Yayasan ini semua santri berjumlah 86 orang, yang tinggal di pondokan bersebelahan laki-laki dan perempuan.
Selanjutnya, Nurjaya Kepala Sekolah SMP Al Birru juga hadir dalam pertemuan KPPN dan Pengurus Yayasan menyampaikan bahwa dirinya sudah bekerja sebagai kepala sekolah sejak 10 tahun yang lalu, tahun 2014. Nurjaya mengaku, selama mengajar anak sekolah, semua anak-anak belajar dengan baik. Adapun kenakalan yang terkadang muncul, masih berada dalam batas kewajaran dan tidak menjadi masalah yang berarti.