YLP2EM-BaKTI Beri Penguatan Unit Usaha, Pelaku UMKM Keluhkan Minim Pelatihan dan Modal

Kesempatan itu, Konstituen Paulina, yang menggeluti usaha pembuatan susu kedelai menyampaikan jika peralatan jadi kendala dalam produksi usahanya.

Sama halnya dengan konstituen Dina Malia. Dirinya mengeluhkan kurangnya pelatihan bagi para pelaku usaha, khususnya yang masih pemula.

“Selain modal dan peralatan produksi, kebutuhan pelatihan juga diperlukan, mulai dari pembuatan, kemasan, dan pemasaran atau digital marketing,” imbuhnya.

Kepala Seksi Kredit Bank Sulselbar, Amirullah menjelaskan jika salah satu peran perbankan adalah sektor pembiayaan mikro. Dimana salah satu programnya yakni KUR yang disalurkan dengan bunga rendah dan mudah.

“KUR terbagi dua, yaitu modal kerja dan kredit prestasi. Untuk pinjaman kategori super mikro telah memiliki usaha minimal 3 bulan, sementara mikro dan kecil 6 bulan. Sasaran prioritas yakni industri pertanian dan peternakan, kelautan, dan perkebunan,” jelasnya.

Staf Bidang Koperasi dan UMKM Disnaker Parepare, Andi Sunra menyampaikan, terkait pengembangan produk skala kecil, mikro, dan menengah ada tiga jalur yang bisa dilalui pelaku UMKM, yaitu jalur aspirasi DPRD, pagu wilayah, anggaran pagu sektoral.

“Untuk saat ini, penanganan pengembangan UMKM sementara kita jajaki, ada tempat sudah kita persiapkan sebagai pojok UMKM di jalan bau Masepe (samping sinar terang), semua produk lokal bisa masuk dipasarkan di tempat tersebut,” tandasnya.