“Ini merupakan wujud identitas diri dan pemersatu setiap generasi anak daerah dimanapun kelak berada. Saya dulu waktu kecil, sebelum diajar tulisan latin yang pertama kali diajarkan oleh orangtua saya adalah aksara Lontara,” kisah Akbar Ali.
Sementara, Presiden PKBS, Prof Arsiah Bahron pun menyampaikan kekaguman atas bakat para pelajar dalam melestarikan bahasa daerah. “Saya kagum sekali melihat anak-anak kita tampil comel berbahasa daerah. Rasa-rasanya kerinduan kami terobati,” ungkap Arsiah.
Atas kekaguman dan apresiasi para wisatawan pun ini betah berlama-lama. Mereka enggan meninggalkan lokasi sebelum acara berakhir. Bahkan mereka juga “nyawer” para pelajar dengan uang pecahan Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu per orang.
Pada kesempatan ini, Prof Arsiah Bahron juga menyerahkan penghargaan kepada Pemkot Parepare serta kepada tiga orang guru bahasa daerah atas dedikasi dalam mengajar baca tulis hingga kompetensi berbicara kepada PKBS secara virtual pada Juni hingga Juli lalu.
Ketiga pengajar itu yakni Rahmaniar dari UPTD SMPN 2, Muh Rahman Nur, UPTD SMPN 6, dan Fitriani dari SMPN 9.
Penyerahan penghargaan disaksikan Pj Wali Kota Parepare, Akbar Ali, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, H Makmur, dan sejumlah Pengawas dan Kepala Sekolah.
Ketiga guru pun menerima penghargaan didampingi para kepala sekolah mereka.