PORTALINSIDEN.COM, MAMUJU– Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.
Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.
Berbanding lurus dengan hal tersebut, sekaitan dengan tugas Bank Indonesia, BI perwakilan Sulawesi Barat menggelar kegiatan dengan menghadirkan puluhan Insan media baik cetak, online, maupun elektronik yang bertajuk ” Obrolan Santai Bank Indonesia Bareng Media OSBIM”. Kegiatan digelar di salah satu Cafe yang ada di bilangan kota Mamuju, Senin 26 Agustus 2024.
Kepala BI perwakilan Sulbar Gunawan Purbowo ketika memaparkan materinya, bahwa Tingkat Inflasi Provinsi Sulawesi Sulawesi pada Juli 2024 secara tahunan tercatat sebesar 2,08 % (yoy) atau secara bulanan 0,45 % (mtm) lebih rendah dari tingkat inflasi nasional sebesar 2,13 % (yoy).
Dalam OSBIM tersebut, Gunawan Purbowo, mengungkap sederet penyebab perlambatan pertumbuhan ekonomi di Sulbar.
“Pertumbuhan ekonomi Sulbar pada quartal ke-2 pada tahun 2024 tumbuh mencapai 4,30% (yoy), lebih rendah dari quartal ke-1 2024 sebesar 6,04% (yoy)” ungkap Kepala BI Perwakilan Sulawesi Barat
Menurutnya Pencapaian tersebut juga lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi nasional Q2 2024 sebesar 5,05% (yoy)
Menurut Gunawan, untuk sektor industri pengolahan mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh berkurangnya produksi minyak sawit mentah dan produk-produk yang terkait.
“Dari sisi lapangan usaha Industri Pengolahan mencatatkan kontraksi pertumbuhan akibat penurunan produksi crude palm oil (CPO) dan produk turunannya,”ucap Gunawan
Gunawan menambahkan, pertumbuhan sektor konstruksi mengalami perlambatan karena beberapa proyek infrastruktur yang dikerjakan oleh pemerintah telah selesai.
“Pertumbuhan lapangan usaha konstruksi juga tercatat deseleratif seiring dengan selesainya beberapa proyek infrastruktur daerah oleh Pemerintah,” katanya
Sementara itu, untuk perlambatan pertumbuhan dalam sektor administrasi pemerintahan disebabkan oleh berkurangnya belanja pegawai akibat penundaan pembayaran THR, yang seharusnya dibayarkan tetapi telah diubah jadwalnya menjadi tahun 2024.
Konsumsi rumah tangga di Sulbar juga mengalami pelambatan, yang disebabkan oleh berkurangnya pembelian barang tahan lama hal itu terlihat pada melambatnya pertumbuhan penjualan
BAR-portalinsiden***