Dalam implementasinya, pengembangan reaktor biogas yang unik dan efisien telah berkembang pesat dan menarik minat masyarakat luas. Dua unit reaktor biogas dengan kapasitas 12 meter kubik dibangun di wilayah tersebut. Setiap reaktor mampu memenuhi kebutuhan energi untuk lima kepala keluarga, menunjukkan potensi besar dalam penyediaan energi terbarukan skala rumah tangga.
Keberhasilan awal ini mendorong pengembangan lebih lanjut pada tahun 2022. Reaktor beserta sarana dan prasarana pendukung produksi biogas berhasil diduplikasi di beberapa lokasi peternakan di Kelurahan Watang Bacukiki, menjadi tanda langkah penting dalam penyebaran teknologi ramah lingkungan ini.
Tahun 2023 menyaksikan kemajuan lebih lanjut dengan penambahan reaktor baru dan pengembangan sistem penampungan biogas melalui medium non-pipa atau SBBU (Stasiun Ban Biogas Umum) yang memanfaatkan ban bekas sebagai penampungan biogas, ini bisa bertahan dua sampai tiga jam untuk memasak. Inovasi ini memungkinkan distribusi biogas ke lokasi-lokasi warga di Kelurahan Watang Bacukiki yang sebelumnya sulit dijangkau.
Keunikan desain ini terletak pada integrasi langsung antara kandang dan reaktor. Tidak seperti sistem tradisional yang memerlukan pengangkutan kotoran ternak ke tempat pengolahan terpisah, reaktor ini memproses limbah secara langsung. Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga memudahkan pengelolaan oleh masyarakat.
“Desain reaktor kami benar-benar unik dan belum ada di lokasi lain, bahkan di seluruh Indonesia. Masyarakat di sini lebih mudah mengelola reaktor ini, dan sistem ini telah terbukti bertahan hingga sekarang,” ujar Firman.