Inovasi Biogas Ubah Limbah Peternakan Jadi Sumber Energi Berharga

Biogas yang dihasilkan kemudian disalurkan ke rumah-rumah warga melalui pipa kecil yang terhubung dari reaktor. Sementara itu, ampas dari limbah yang telah diolah dimanfaatkan oleh para petani sebagai pupuk organik.

Salah seorang warga yang berada di lokasi pembuatan biogas di Kelurahan Watang Bacukiki

Saat ini, terdapat tujuh reaktor yang tersebar di Kelurahan Watang Bacukiki. Empat reaktor berada di wilayah RW5 dan tiga reaktor di RW1. “Kami berencana menambah tiga reaktor lagi di RW7,” tambah Jamal.

Jamal menegaskan bahwa semakin banyak kotoran sapi yang diolah, semakin besar pula jumlah biogas yang dihasilkan. Ini menunjukkan potensi besar dalam pemanfaatan limbah ternak sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.

Darmiati, salah seorang warga yang memanfaatkan biogas, merasakan dampak langsung program ini. “Alhamdulillah, sudah tidak pernah beli tabung gas elpiji lagi. Biogas ini tidak berbau, dan panci yang kita gunakan memasak tidak gosong,” ujarnya.

Darmiati, salah seorang warga yang memanfaatkan biogas

Selain untuk kebutuhan rumah tangga, biogas juga bermanfaat bagi UMKM setempat. Hal itu diungkap Lurah Watang Bacukiki, Nur Muhlisa. “UMKM di sini, seperti pembuat abon dari tulang ikan bandeng, sangat terbantu. Mengurangi biaya produksi sehingga meningkatkan keuntungan,” katanya.

Kampung Energi Berdikari Bacukiki membuktikan bahwa dengan inovasi, kolaborasi, dan komitmen, masalah lingkungan dapat diubah menjadi solusi energi yang berkelanjutan. Program ini tidak hanya memberikan kemandirian energi bagi warga, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru, memperkuat hubungan sosial, dan menciptakan model pembangunan berkelanjutan yang bisa diterapkan di daerah lain.