“Memberikan pencerahan kepada WBP dalam menjalani kehidupan sehari-hari di Lapas. Mendidik WBP berperilaku sopan, santun, dan beretika. Memberikan ketenangan pikiran dan jiwa selama menjalani masa pidana,” jelasnya.
“Membantu WBP menjalani pidana dengan baik, menaati peraturan, dan menjaga keamanan diri. Menciptakan role model bagi sesama WBP, baik di dalam maupun di luar Lapas,” tambahnya.
Muchamad Zaenal Fanani, Kepala Seksi Pembinaan Narapidana dan Anak Didik, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi pembinaan kepribadian yang diberikan tanpa diskriminasi.
“Kegiatan ini bertujuan memberikan semangat kepada Warga Binaan dalam pelaksanaan pembinaan selanjutnya,” ungkapnya.
Kepala Lapas IIA Parepare juga menyoroti manfaat program ini, termasuk membantu WBP mengevaluasi kondisi psikologis mereka, mengenali ciri-ciri gangguan kesehatan mental, serta meningkatkan self-efficacy untuk beradaptasi dengan kehidupan di Lapas dan masyarakat setelah bebas.
Program pembinaan psikoedukasi ini diharapkan dapat membantu WBP mengembangkan kemampuan diri, meningkatkan dukungan sosial, mengelola stres, mengurangi kecemasan, dan meningkatkan kualitas hidup mereka selama menjalani masa pidana di Lapas IIA Parepare.