Ia berharap agar kedepannya sekolah-sekolah dilengkapi dengan fasilitas dan alat bantu pembelajaran khusus untuk mengembangkan potensi siswa difabel.
“Ini bertujuan memberikan kesempatan pendidikan yang setara bagi seluruh siswa, sekaligus mendukung program wajib belajar dengan menciptakan lingkungan sekolah yang inklusif dan nyaman bagi siswa difabel,” ungkapnya.
Ibrahim Fattah menambahkan bahwa program inklusi ini telah berjalan selama tiga tahun, namun baru pertama kali dilaksanakan dengan melibatkan dinas pendidikan.
“Kita sadar, masih banyak anak didik kita yang difabel dan belum terlihat, sehingga perlu diidentifikasi,” ujar Ibrahim.
Lebih lanjut, Ibrahim menekankan pentingnya identifikasi peserta didik difabel agar metode pembelajaran yang diberikan dapat diterima dengan baik.
“Kita berharap ada kesetaraan pembelajaran atau pendidikan bagi anak didik difabel. Setiap sekolah di Parepare wajib membuka pintu bagi semua anak,” tegasnya.