DPRD Sidak Bendungan Salo Karajae, Antisipasi Krisis Air di Parepare

Firdaus menambahkan, setelah kejadian tersebut, pihaknya membangun bendungan sementara. Namun, pada 1 Februari 2023, bendungan kembali roboh dan harus diperbaiki. Kerusakan terbaru terjadi pada 22 Desember 2024, dimana sekitar 15 meter bagian bendungan jebol dan telah ditambal kembali.

Terkait kapasitas operasional, Firdaus memaparkan bahwa bendungan ini mampu beroperasi dengan kemampuan 180 liter per detik atau setara dengan 15 ribu kubik per 24 jam, yang bisa memenuhi kebutuhan sekitar 3 ribu tangki per 24 jam.

“Tadi sudah kami perlihatkan bagaimana mekanisme yang lebih praktis, lebih cepat, lebih ekonomis untuk menaikkan permukaan air sungai agar pompa hisap bisa tenggelam,” ujarnya.

Untuk solusi jangka panjang, PAM Tirta Karajae telah menyiapkan sejumlah rencana strategis.

“Kami akan membuat proposal ke Kementerian PUPR untuk pembangunan bendungan baru yang lebih besar. Tidak hanya itu, kami juga berencana membuat waduk mini yang dapat menampung air hingga 100 ribu kubik atau 150 ribu kubik. Sehingga ada air cadangan yang bisa disalurkan saat musim kemarau atau saat ada trouble,” jelas Firdaus.

Sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi operasional, PAM Tirta Karajae juga berencana memasang panel surya untuk mengurangi biaya listrik di kawasan Salo Karajae. Langkah ini diharapkan dapat mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat sekaligus menekan biaya operasional.

Dengan berbagai upaya perbaikan dan rencana pengembangan ini, PAM Tirta Karajae berharap dapat meningkatkan kualitas pelayanan air bersih kepada masyarakat Parepare, terutama di wilayah kota atas yang menjadi area layanan utama bendungan Salo Karajae.