Parepare, Portal — Di balik identitasnya sebagai kota pelabuhan, Parepare menyimpan potensi pertanian yang menjanjikan di kawasan perbukitannya.
Kelompok Tani Hutan (KTH) Alam Jaya berhasil membudidayakan kopi robusta di kawasan Bulu Roangnge, Kecamatan Bacukiki.
“Untuk budidaya kopi robusta, ketinggian tempat yang dikembangkan di lokasi tersebut berada pada ketinggian 450 mdpl, lokasi yang sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman kopi robusta,” ungkap Muhammad Ikhsan, Penyuluh Kehutanan UPTD KPH Bila, Dinas LHK Provinsi Sulawesi Selatan.
KTH Alam Jaya yang diketuai Abd. Samad telah menanam sekitar 2.000 bibit kopi robusta di lahan seluas 4-5 hektar. Meski baru berjalan tiga tahun, kelompok ini telah berhasil memproduksi 20 kg biji kopi pada tahun lalu.
Keberhasilan ini menginspirasi kelompok tani lainnya, seperti KTH Massumpuloloe, untuk mengembangkan budidaya kopi dengan pola agroforestri.
Kelompok ini mengintegrasikan tanaman kopi dengan tanaman pangan seperti jagung dan cabai di luar kawasan hutan.
Prospek pengembangan kopi di Parepare terbilang cerah, mengingat pesatnya pertumbuhan industri kopi di kota ini.
Warung kopi, hotel, kedai, café, dan resto yang tersebar di sudut kota mayoritas masih menggunakan bahan baku kopi dari luar daerah.
Meski demikian, para petani masih menghadapi tantangan, terutama akses lokasi yang sulit dengan jarak tempuh 2-3 jam jalan kaki atau 30 menit menggunakan motor trail.
Selain itu, peningkatan nilai tambah produksi juga masih perlu dikembangkan, mengingat sebagian besar hasil produksi masih dijual dalam bentuk gelondongan.
Pemerintah melalui UPTD KPH Bila, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan, serta Balai PSKL Kementerian Kehutanan terus memberikan pembinaan dan fasilitasi kepada kelompok tani untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan.