Empati dalam Paragraf, Media dan Pembebasan Stigma

Media diperlukan membangun narasi inklusif dan memberikan edukasi komprehensif dengan mendorong pemerintah atau stakeholder terkait melalui program pendidikan seks yang inklusif, penyuluhan kesehatan berbasis komunitas, dan menurunkan stigma melalui dialog terbuka.

Bagaimana pemerintah daerah mengalokasikan anggaran kesehatan yang memadai dan mengembangkan program pencegahan komprehensif untuk melindungi hak-hak kelompok rentan. Masyarakat juga diedukasi dengan memberikan pemahaman dan mendukung program pencegahan agar dapat menghilangkan stigma.

Parepare berada di persimpangan tantangan. Bukan sekadar korban geografis atau statistik kesehatan, tetapi potret resiliensi manusia menghadapi kompleksitas epidemi. Masa depan bukan tentang berapa banyak kasus, melainkan bagaimana kita membangun masyarakat yang peduli, inklusif, dan bermartabat.

Setiap angka adalah manusia dengan harapan, mimpi, dan hak untuk hidup bermartabat. HIV/AIDS bukan sekadar penyakit, tetapi tantangan kemanusiaan yang membutuhkan empati, pemahaman, dan aksi konkret. Karena setiap nyawa berharga, memiliki kisah yang bermakna.

Diketahui, data Statistik Kasus HIV/AIDS, di Indonesia kumulatif Kasus HIV Hingga Desember 2023, terdapat 566.707 kasus HIV yang dilaporkan, dengan 57.299 kasus baru pada tahun 2023.

Distribusi Kasus per Provinsi: Provinsi dengan jumlah kasus HIV terbanyak antara lain Jawa Timur 186.947 kasus), DKI Jakarta (86.180 kasus), Jawa Barat (67.851 kasus), Jawa Tengah (54.461 kasus), dan Papua (46.096 kasus).

Sementara di Sulawesi Selatan, Perkembangan Kasus (2021-2024) Pada periode Januari hingga September 2024, Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel mencatat 1.636 kasus HIV/AIDS. Distribusi Kasus per Kabupaten/Kota (2024): Makassar melaporkan jumlah kasus terbanyak dengan 102 kasus, diikuti oleh Gowa (112 kasus), Kota Palopo (89 kasus). Bone (73 kasus), dan Parepare (64 kasus).

HIV/AIDS bukan sekadar isu kesehatan, melainkan tantangan kemanusiaan. Media memiliki kekuatan untuk mengubah paradigma masyarakat dari ketakutan menuju pemahaman, dari diskriminasi menuju empati.