Salah satu warga binaan yang bekerja di ladang jagung mengungkapkan sukacitanya telah diberikan kesempatan untuk bekerja. “Saya senang sekali karena mendapatkan pengetahuan di bidang pertanian, saya banyak belajar. Saya jadinya punya rencana untuk bertani setelah bebas dari lapas,” ungkapnya dengan sumringah. “Saya juga dapat premi (bayaran) dari bekerja di ladang. Dapat ilmu, dapat uang.”
Para warga binaan yang bekerja di area ketahanan pangan Nusakambangan merupakan mereka yang sudah masuk tahap program asimilasi dan telah melalui sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP). Sekitar 200 orang warga binaan terlibat dalam program ini.
Untuk mendukung program ketahanan pangan, Nusakambangan juga membangun sarana pendukung seperti Fly Ash and Bottom Ash (FABA), Balai Latihan Kerja (BLK), serta pembangunan jalan sepanjang sekitar 11 kilometer.
“Semua program ketahanan pangan berikut dukungannya merupakan hasil kolaborasi dengan banyak stakeholder,” kata Menteri Agus. Di antara para mitra yang terlibat adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI), PLTU, beberapa perusahaan, yayasan, dan organisasi non-pemerintah.
Menteri Agus menutup kegiatannya di Nusakambangan dengan meresmikan Training Center sebagai pusat pelatihan pegawai pemasyarakatan, yang merupakan hasil kerjasama dengan Yayasan Penerima Internasional Indonesia (YPII).