PORTAL — Hari Asma Sedunia yang diperingati setiap tanggal 6 Mei mengingatkan kita akan pentingnya perhatian terhadap penyakit yang mempengaruhi lebih dari 260 juta jiwa di seluruh dunia ini.
Tahun 2025, Global Initiative for Asthma (GINA) mengangkat tema “Make Inhaled Treatments Accessible for ALL” atau “Akses Obat Asma Untuk Semua”. Tema ini menyoroti masalah krusial yang masih dihadapi banyak penderita asma: terbatasnya akses terhadap obat inhalasi yang vital.
Oleh: dr. Nevy Shinta D., SpP., MARS., FISR., FISQUA
(Kepala Staff Medik Paru RSUD Andi Makkasau Parepare)
Asma sebagai salah satu penyakit kronis tidak menular yang paling umum telah bertanggung jawab atas lebih dari 450.000 kematian setiap tahunnya di seluruh dunia. Yang menyedihkan, sebagian besar kematian ini sebenarnya dapat dicegah. Di negara-negara berkembang, kurangnya ketersediaan atau tingginya biaya obat-obatan inhalasi, terutama inhaler yang mengandung kortikosteroid, menjadi kontributor utama dari 96% kematian akibat asma secara global.
Permasalahan akses terhadap obat inhalasi tidak hanya terjadi di negara berkembang. Bahkan di negara-negara dengan pendapatan tinggi, masih banyak penderita asma memiliki akses terbatas untuk mendapatkan pengobatan yang mereka butuhkan, yang mengakibatkan semakin tingginya angka asma tidak terkontrol.
Terapi inhalasi merupakan tulang punggung penatalaksanaan asma. Obat inhaler yang mengandung kortikosteroid sebagai pengontrol asma dan obat pelega inhalasi sangat penting dalam tata laksana penyakit ini, di samping edukasi dan terapi non-farmakologi lainnya. Namun masih banyak penderita asma yang mengonsumsi kortikosteroid oral secara rutin karena ketidaktahuan atau kurangnya akses terhadap obat inhaler.
Serangan asma tidak hanya memberi tekanan besar bagi penderita dan pekerjaan mereka, tetapi juga dapat mengakibatkan rawat inap dengan risiko terburuk yaitu kematian akibat gagal napas. Oleh karena itu, semua pihak terkait pembuat kebijakan, pemerintah, penjamin kesehatan atau asuransi, produsen industri farmasi, dan tentu saja penderita asma beserta keluarga perlu meningkatkan kesadaran tentang bahaya asma yang tidak terkontrol dan pentingnya pencegahan kematian akibat asma melalui penggunaan obat inhalasi.
Sebagai institusi kesehatan yang peduli, RSUD Andi Makkasau Parepare telah menyediakan layanan dokter paru selama lebih dari 10 tahun dengan tiga dokter spesialis paru. Kami mengajak masyarakat untuk berkonsultasi mengenai semua keluhan terkait pernapasan di poliklinik rawat jalan. Perlu diketahui bahwa saat ini sudah banyak obat inhalasi yang tersedia dalam layanan BPJS, sehingga penderita asma tidak perlu lagi mengonsumsi obat racikan secara terus-menerus.
Semoga dengan peringatan Hari Asma Sedunia ini, kesadaran terhadap pentingnya obat inhalasi semakin meluas. Harapan kita, di masa kini dan mendatang, segala efek negatif akibat asma maupun pengobatan asma yang kurang tepat dapat semakin diminimalisir. Mari berkomitmen bersama untuk mewujudkan akses obat asma yang merata bagi semua.