Bahkan, semangat juangnya membawanya hingga ke Kabupaten Pinrang, perjalanan puluhan kilometer yang ia tempuh dengan berjalan kaki.
“Sampai di Pinrang kah biasa menjual, lalu jalan pulang lagi ke Parepare,” ujarnya dengan nada datar, seolah perjalanan melelahkan itu adalah hal biasa baginya. Padahal, di balik kata-kata sederhana itu tersimpan pengorbanan yang tak terhitung.
Bayangkan, bocah seusia Rangga yang seharusnya bermain dengan mainan, kini harus berjuang melawan terik matahari dan hujan deras.
Kakinya yang kecil harus menahan beban tongkat kayu plus puluhan bungkus kerupuk. Namun tidak sekalipun terdengar keluhan dari bibirnya.
Setelah berjuang seharian penuh, Rangga hanya mendapat Rp 3.000 hingga Rp 5.000 dari hasil jerih payahnya.
Uang itu yang mungkin hanya cukup untuk sebungkus permen bagi anak-anak lain, adalah satu-satunya kebahagiaan kecil yang bisa ia nikmati.
Sementara anak-anak lain bermain, Rangga sedang mencari pelanggan di sudut-sudut kota. Ketika teman-temannya tertawa riang di taman bermain, Rangga sedang menghitung uang receh hasil jualannya.