Mayat Tanpa Identitas Terdampar di Pantai Lawere Pinrang

PORTAL — Seorang mayat dalam kondisi tidak dapat dikenali ditemukan terdampar di pesisir Pantai Lawere, Dusun Bonging Ponging, Desa Lotang Salo, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, pada Ahad malam (30/11/2025).

Penemuan mayat bermula saat seorang nelayan bernama Agusli (43) sedang mencari plastik di pesisir pantai untuk dijual.

Setibanya di pinggir Pantai Lawere, ia melihat sesosok mayat dalam posisi tengkurap dengan tubuh membengkak serta bagian muka, tangan, dan kaki sudah hancur.

Agusli kemudian meminta bantuan Abdul Kadir, saudara dari H. Abbas yang merupakan pemilik wisata Lawere, untuk melaporkan penemuan tersebut kepada aparat berwenang.

“Saat itu saya sedang mencari plastik di pinggir pantai untuk dijual. Tiba-tiba saya melihat ada mayat dalam posisi tengkurap, tubuhnya sudah membengkak dan bagian muka, tangan, serta kakinya sudah hancur,” ungkap Agusli saat memberikan keterangan.

Abdul Kadir menghubungi Sertu Arief Budi P. (Babinsa Desa Polewali) dan Aiptu Mahmud (Bhabinkamtibmas Desa Lotang Salo). Lima menit kemudian, Bhabinkamtibmas melaporkan kejadian tersebut kepada Kapolsek Suppa.

Yang mana Kapolsek Suppa segera berkoordinasi dengan Tim Inafis Polres Pinrang dan Tim Basarnas Kabupaten Pinrang yang tiba di lokasi pukul 22.26 Wita untuk melakukan identifikasi awal.

Mayat dievakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Umum Lasinrang untuk dilakukan autopsi guna mengetahui identitas dan penyebab kematian.

Mayat ditemukan dalam kondisi rusak berat dan membengkak. Sebagian besar bagian tubuh sudah hancur sehingga identitas dan jenis kelamin tidak dapat dikenali. Tidak ada identitas atau barang bawaan yang ditemukan di sekitar lokasi.

Pihak kepolisian menduga kondisi tubuh yang hancur akibat terlalu lama berada di laut dan kemungkinan terbentur karang atau terseret ombak.

Pihak kepolisian akan melakukan penelusuran identitas korban melalui autopsi, sidik jari jika memungkinkan, serta pencocokan data orang hilang di wilayah Kabupaten Pinrang dan sekitarnya.

Koordinasi diperluas dengan Basarnas, Polairud, dan aparat desa untuk mencari kemungkinan adanya barang bukti tambahan di sekitar lokasi pantai.

Masyarakat pesisir diimbau apabila menemukan benda mencurigakan atau barang bukti lainnya segera melapor kepada aparat terkait. Penyelidikan akan dilanjutkan untuk memastikan penyebab kematian dan kemungkinan adanya unsur pidana.