Mahasiswa KKN Unhas Dorong Digitalisasi dan Legalitas UMKM di Kampung Pisang

PORTAL — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Hasanuddin melaksanakan program bertajuk “UMKM Next Level” di Kelurahan Kampung Pisang, Kota Parepare.

Program ini bertujuan untuk mendorong pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar naik kelas melalui pendampingan digitalisasi dan edukasi legalitas usaha. Kegiatan ini dilaksanakan di bawah bimbingan Dosen Pendamping KKN (DPK), Dr.Eng.Ir. Purwanto, ST., MT.

Dalam pelaksanaannya, mahasiswa memberikan pendampingan secara langsung (door to door) kepada pelaku UMKM seperti warung, pedagang makanan rumahan, dan usaha kecil lainnya.

Pendekatan ini dipilih agar pendampingan lebih personal, mudah dipahami, dan menjangkau masyarakat yang belum akrab dengan teknologi.

Fokus utama dari program “UMKM Next Level” adalah pendaftaran dan penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) sebagai sarana transaksi non-tunai yang praktis dan aman, serta edukasi seputar legalitas usaha melalui pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB) lewat sistem OSS (Online Single Submission).

“Kami melihat masih banyak pelaku UMKM yang belum memanfaatkan fasilitas digital seperti QRIS dan belum memahami pentingnya izin usaha. Melalui pendekatan personal, kami berupaya menjelaskan secara langsung agar lebih mudah dipahami,” ujar A. Nanda Rizki Pratama, mahasiswa KKN Universitas Hasanuddin sekaligus penanggung jawab program “UMKM Next Level”.

Namun dalam praktiknya, program ini juga menghadapi berbagai kendala. Salah satu tantangan utama adalah rendahnya minat sebagian masyarakat, terutama pelaku usaha berusia lanjut, terhadap penggunaan teknologi digital. Beberapa di antaranya merasa bahwa mereka “terlalu tua” untuk memahami sistem pembayaran digital, dan lebih nyaman dengan cara-cara konvensional.

Meski demikian, mahasiswa KKN tetap melaksanakan pendampingan secara persuasif dan sabar. Dalam beberapa kasus, anggota keluarga seperti anak atau cucu turut dilibatkan untuk membantu proses adaptasi. Hal ini bertujuan agar digitalisasi usaha tidak hanya berhenti di orang tua, tetapi berkelanjutan melalui generasi yang lebih muda.

“Kami tidak hanya mendorong penggunaan teknologi, tapi juga berusaha membangun kepercayaan bahwa digitalisasi itu memudahkan, bukan menyulitkan. Tidak sedikit warga yang awalnya menolak, tapi setelah didampingi perlahan-lahan mulai tertarik dan mencoba,” tambah A. Nanda Rizki Pratama.

Selain membantu pembuatan QRIS dan pengurusan NIB, mahasiswa juga memberi edukasi pembuatan akun WhatsApp Business, penyusunan katalog produk digital, serta konsultasi sederhana terkait kemasan dan pemasaran. Program ini juga memfasilitasi pengambilan foto produk dan pemberian desain label untuk meningkatkan daya tarik visual produk UMKM.

“UMKM Next Level” diharapkan menjadi langkah awal dalam membangun ekosistem usaha lokal yang lebih tangguh, legal, dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Program ini sekaligus mendukung upaya pemerintah dalam mempercepat transformasi digital dan memperluas inklusi keuangan di sektor ekonomi rakyat.