PORTAL — Dua mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik Gel. 114 Universitas Hasanuddin memperkenalkan inovasi Program CITA AIR (Cegah Stunting dengan Air Bersih) yang mengajarkan masyarakat membuat filter air sederhana untuk mencegah stunting. Program ini dilaksanakan di Aula Kelurahan Mallusetasi, Kecamatan Ujung, Kota Parepare pada Senin (11/8/2025).
Muhammad Syahreza Pahlevi dan Almadhea Suba, kedua mahasiswa yang memprakarsai program ini, melihat kualitas air sebagai faktor utama yang memengaruhi kesehatan masyarakat dan berkontribusi pada angka stunting di daerah tersebut. Kegiatan yang dihadiri Ketua RT/RW, Babinsa, Bhabinkamtibmas, serta perwakilan lembaga kelurahan ini mendapat pendampingan dari Dosen Pendamping Kegiatan (DPK) Ir. Evi Aprianti, dan dukungan penuh Puskesmas Cempae.
Program CITA AIR tidak hanya mengedukasi masyarakat tentang pentingnya air bersih, tetapi juga mengajarkan teknik praktis pembuatan filter air sederhana yang dapat digunakan warga untuk meningkatkan kualitas air rumah tangganya. Hal ini menjadi penting mengingat banyaknya kasus penyakit akibat konsumsi air terkontaminasi yang dapat memperburuk kondisi kesehatan, khususnya pada anak-anak yang rentan stunting.
Masyarakat juga diperkenalkan cara menjaga dan mengolah air dengan benar untuk menghindari pencemaran yang bisa memengaruhi kesehatan jangka panjang.
Lurah Mallusetasi, Haliwangka, memberikan apresiasi tinggi terhadap langkah inovatif mahasiswa KKN ini yang sejalan dengan visi pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan warga. “Program ini akan memberikan dampak positif, tidak hanya dalam meningkatkan kualitas air, tetapi juga membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat,” ujarnya.
Dukungan teknis diberikan Rizal, S.KM dari Puskesmas Cempae sebagai pemateri utama, yang memberikan penjelasan mendalam mengenai hubungan langsung antara kualitas air dan kesehatan, serta dampaknya terhadap pencegahan stunting.
Ir. Evi Aprianti menegaskan bahwa tujuan program ini bukan sekadar transfer teknologi, tetapi juga penanaman kesadaran kolektif masyarakat untuk menjaga sumber air dari potensi pencemaran. “Kami berharap keterampilan yang diajarkan dalam program ini dapat diterapkan secara berkelanjutan, bahkan setelah kegiatan KKN selesai,” tegasnya.
Program CITA AIR diharapkan menjadi solusi berkelanjutan dalam mendukung pencapaian SDGs Poin 6 tentang akses air bersih dan sanitasi yang layak, serta sebagai upaya menurunkan angka stunting di wilayah Mallusetasi yang dapat diadaptasi kelurahan lainnya di masa depan.
Dengan kolaborasi solid antara mahasiswa, pemerintah kelurahan, puskesmas, dan masyarakat, Program CITA AIR diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan, yang tidak hanya fokus pada kesehatan jangka pendek, tetapi juga kesejahteraan jangka panjang bagi seluruh masyarakat.