Karena Tidak Mampu Menyewa GOR, Terpaksa Atlit Binaan Berlatih Di Gudang.

PORTALINSIDEN.com,– Tak terbantahkan memang, bahwa salah satu cabang olahraga yang sering membanggakan dan mengharumkan nama Indonesia serta senantiasa lagu Indonesia Raya berkumandang di berbagai Negara di belahan bumi ini adalah Bulutangkis. Tak terkecuali di beberapa daerah di Nusantara ini. Badminton alias Bulutangkis kerap membawa nama harum daerah tersebut di kancah Nasinal bahkan Internasional. Sebut saja misalnya Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur dan berbagai daerah lain di Bumi Pertiwi ini.

Lantas bagaiman dengan di Sulbar sendiri, Provinsi termuda kedua setelah Kalimantan Tengah ? Sulbar resmi melepaskan diri dari Induknya Sulawesi Selatan sejak 17 tahun silam. Namun diusianya yang menyonsong dewasa tersebut capaian pembangunan khususnya di sektor olahraga bisa dibilang sangat nihil Jika dibandingkan dengan Provinsi lain.

Wajarlah klu disetiap perhelatan olahraga level nasional sulbar selalu berada diposisi buntut. Baik itu multi even seperti PON maupun single even atau sekelas Kejurnas. Ini penyebab terbesar tak lain karena nyaris tdk ada pembinaan olahraga yang mamadai sesuai espektasi setiap cabor. Sungguh sangat berbanding terbalik dengan apa yang diamanahkan Undang- Undang sistem keolahragaan Nasional.

Di berbagai cabang olahraga tidak sedikit atlit kita yang punya potensi, punya bakat besar, namun terpaksa hijrah ke provinsi lain karena merasa tdk mendapat perhatian. Contohnya, atlit balap motor asal Polman pindah dan memperkuat tim PON Papua dan berhasil menyabet Medali Emas. Beberapa atlit Bulutangkis asal Majene yang terpaksa hijrah dan memperkuat Tim Bulutangkis Sulsel karena keluhan yang sama, kecewa tidak diperhatikan Pemerintah. Sesuatu yang sangat disayangkan.

Sementara di Undang-undang sistem keolahragaan Nasional didalam salah pasalnya sangat jelas berbunyi ” Pembinaan Prestasi Olahraga di Daerah adalah menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah itu sendiri bersama-sama Koni” Lantas bagaimana dengan keberadaan KONI di Daerah ini sebagai organisasi induk Olahraga yang seharusnya mensupport seluruh cabang olahrga, sudah sampai dimana peran dan kontribusi Koni dan Pemda itu sendiri dalam membangun olahraga di Bumi Malaqbi yang tercinta ini ?

Sanagat wajar kalau hasil setiap kejuaraan bertaraf Nasional yang didapat daerah ini mendapat reaksi dari pelbagai kalangan. Seperti yang diungkapkan Wakil Ketua DPRD Sulbar Abd. Rahim yang dimuat di salah satu media online, bahwa “Pemorov tidak memiliki desain, tidak punya pola dan sistem pegelolaan serta pembinaan Olahraga yang baik”.

Dampak dari semua itu, akibat karena minimnya prasarana olahraga milik Pemda, tidak tesedianya Gedung Olahraga (GOR) tempat untuk berlatih, sarana untuk mengasah kemampuan atlit binaan, dan karena tidak sanggup menyewa GOR milik swasta yang sewanya selangit, maka terpaksa anak-anak binaan Bulutangkis harus berlatih di Gudang penyimpanan asset milik pemprov.

“Jujur kami tidak mampu membayar sewa GOR Rihest yang sangat mahal sementara pemibinaan Bulutangkis yang coba kami bangun ini biayanya murni swadaya, hasil dari iuran anak-anak, kami tidak dibantu oleh siapapun dan dari manapun, termasuk dari pihak Pemerintah, baik PBSI selaku induk organisasi Bulutangkis, Dispora ataupun Koni ” Tutur Ari, Koordinator Pelatih Bulutangkis PB. Arci.

Lebih lanjut Ari mengungkapkan, selaku putra asal Mamuju yang pernah berlatih bertahun- di Jawa Barat, tidak tega melihat anak-anak yang punya bakat di Bulutangkis tidak terurus, tidak punya wadah untuk berlatih. Itulah sebabnya saya ajak Acci rekan saya yang dulu sama-sama bartahun-tahun kami berlatih di SGS PLN Bandung Jawa Barat untuk menghidupkan kembali pembinaan Bulutangkis di Mamuju yang sempat terhenti beberapa tahun belakangan pasca ditinggal Aras Rasyak, pelatih Nasional asal Pare-pare.

“Kami punya espektasi, punya harapan besar, semoga sang pengambil kebijakan di Daerah kita mau melirik ke Olahraga tepuk bulu ini. Kami pencinta Bulutangkis sudah lama bermimpi agar Mamuju memiliki GOR Bulutangkis yang berstandar Nasional yang dibangun Pemerintah. Kita berharap kedepannya pembinaan Bulutangkis ini lebih baik dan lebih terarah” Ungkapnya.

“Kita juga berkeinginan tentunya kalau di Mamuju ini sudah tersedia GOR yang referesentatif, kedepan tentunya ada even Bulutangkis berkelas Nasional bisa juga digelar seperti daerah-daerah lain” ucap Ari dengan nada penuh harap, Pelatih Bulutangkis asli Mamuju yang punya segudang pengalaman melatih di berbagai Negara.