* Korban Menikah Usia 14 Tahun, Diancam dan Dibawa Kabur ke Papua
PORTALINSIDEN.com, Parepare — Belum kering air matanya menahan sedih ditinggal salah satu anak perempuannya untuk selamanya. Dimana Kisah cinta sang anak harus berakhir tragis dan bermandikan darah.
Suriani, ibu kandung dari Selfi (17) yang menjadi korban pembunuhan oleh suami sendiri lantaran terbakar api cemburu. Dia menceritakan pertemuan pertama anaknya dengan Udin (pelaku).
Selfi yang saat itu berusia 14 tahun dan masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) di salah satu madrasah di Kota Parepare. Dia (Selfi) bertemu pertama kali dengan Udin yang saat itu menjadi juru parkir di KFC, Jalan Bau Massepe.
“Kadang kalau pulang sekolah dia (Selfi) pergi temani adeknya jualan buku di sekitar KFC, mungkin disitu mi ketemu sama suaminya (Udin),” kata Suriani saat mengisahkan anak keenamnya itu, Sabtu (13/11/2021).
Menurut Wanita paruh baya itu, Selfi yang saat itu masih duduk di bangku Kelas III SMP dibawa kabur oleh Udin ke Papua. Dia (Selfi) diancam dibunuh jika menolak menikahi laki-laki berusia 57 tahun itu.
Takut dengan ancaman tersebut, ditambah berada di kampung orang, Selfi dengan terpaksa menikahi Udin dan melahirkan seorang anak. Dua tahun menjalin bahtera rumah tangga, Selfi kembali ke rumah orangtuanya, di Kota Parepare.
“Waktu itu pulang sekolah Selfi dibawa kabur, dan tidak ada orang yang tahu itu kejadian. Kami keluarga sempat ke Polsek Ujung untuk melaporkan orang hilang. Nanti dua bulan kemudian baru ada kabar, kalau Selfi ada di Papua sama laki-laki,” ujarnya.
“Semenjak itu keluarga tidak cari lagi, karena kita punya adat kalau anak perempuan dibawa lari begitu harus mappadeceng (datang baik) dulu. Tapi setelah dua tahun, Selfi baru pulang, itupun sendiri. Saat kita tanya bikin apa di Papua, alasannya kerja,” jelas Suriani.
“Nanti baru ketahuan sudah menikah saat ada kabar kalau anaknya di Papua lagi sakit, yang bikin kaget juga ternyata yang bawa lari Selfi itu orang tua yang sudah berumur, bahkan sudah jadi suaminya,” beber dia.
Nasi sudah jadi Bubur, peribahasa ini menggambarkan suasana hati sang Ibu saat itu mendapati fakta anaknya telah menikah dan melahirkan buah hati dari seorang laki-laki berusia 59 tahun, yang saat itu layak jadi kakeknya. “Sudah terlanjur, mau tidak mau tetap mi harus diterima,” jelas Ibu dari 10 anak ini.
Sejak di Parepare, lanjut Suriani, sang anak (Selfi) tidak serumah dengan suaminya Udin, termasuk nafkah tidak pernah dia beri. “Selama disini, anakku (Selfi) ji yang kerja cari botol plastik untuk dijual, suaminya (Udin) hanya datang kalau mau minta uang atau dilayani,” kata dia.
Konflik berawal saat Udin mencurigai istri keempatnya itu berselingkuh dengan laki-laki lain. Lantaran terbakar api cemburu buta, Kakek 60 tahun itu gelap mata hingga mewujudkan ancamannya dengan melakukan pembunuhan kepada Selfi, di Samparaja beberapa waktu lalu.
“Sebelum kejadian, anak ini (Selfi) pergi jemput adeknya, setelah itu suaminya datang, minta diantar pulang ke rumah istri pertamanya yang ada di Jalan Sawi,” katanya.
“Berapa kali Selfi menolak dengan alasan capek, tapi suaminya ancam tidak mau pulang kalau tidak diantar sama istrinya. Karena dipaksa, jadi Selfi panggil dua orang adeknya untuk temani,” ujar dia.
“Jadi bonceng empat ki, Selfi yang bawa motor, adeknya yang dua orang di depan sama di tengah, suaminya di belakang. Di tengah jalan suaminya minta turun, karena sunyi langsung dia tusuk Selfi pakai parang, bagian belakang satu kali, bagian depan enam kali, baru dia gorok lehernya,” jelas Suriani.
“Sempat ji Selfi berteriak suruh adek-adeknya pulang minta pertolongan. Naik ojek kasian itu pulang pergi melapor, kita juga keluarga saat itu langsung kaget,” ucapnya sedih.
“Kita keluarga besar cuma berharap pelaku dihukum seberat-beratnya atas perbuatan yang menghilangkan nyawa Selfi,” harap dia. (Ad)