DPPKB Mamuju, Giat Audit Stunting Identifikasi dan Desiminasi Tingkat Kab. Mamuju.

PORTALINSIDEN.COM, MAMUJU– Kegiatan digelar Aula Kantor Bupati Mamuju dengan menghadirkan tim pakar audit stunting Kan. Mamuju, tim tekhnis dariseluruh OPD terkait diwakili Kadir Perkumpulan Kab. Mamuju, camat se-kab. mamuju sempat hadir, para kepala desa, penyuluh KB, tim pendamping keluarga dan seluruh undangan. (Sabtu 13 Januari 2024)

Pada kegiatan Audit Stunting ini, panitia menghadirkan para pakar, tim tehnis yang terkait langsung dalam rangka percepatan penanganan Stunting di Kabupaten Mamuju. Panitia juga pemateri yang handal di bidangnya, seperti ; spesialis kandungan dr. Yusran, Sp, OG, Ahli gizi Mar hayati, S, GZ, Kadis Perkim Mamuju dan beberapa pakar lain.

Kadis DPPKB Mamuju dr. Hijrah sesaat sebelum acara ceremonial pembukaan kegiatan ini secara resmi memaparkan bahwa, Audit stunting merupakan program Nasional prioritas dalam rencana aksi Nasional guna percepatan penanganan Stunting yang bertujuan mencari penyebab terjadinya kasus stunting terjadi di suatu wilayah.

“Program Nasional ini menjadi suatu keharusan bagi setiap wilayah di seluruh Indonesia, termasuk Kabupaten Mamuju” Tegas dr. Hajrah.

Lanjut kata dr. Hijrah, bahwa Melansir dari WHO (World Health Organization), sekitar 20 persen stunting sudah terjadi saat bayi berada dalam kandungan. Pemicunya adalah asupan gizi yang tidak memadai. Kurangnya asupan gizi ini bisa membuat ibu hamil mengalami anemia defisiensi zat besi. Akibatnya, kondisi ini bisa menghambat pertumbuhan janin.

Stunting juga bisa menurun ke generasi berikutnya bila tidak ditangani dengan serius, Kurang Gizi dalam Waktu Lama, Pola Asuh Kurang Efektif, Pola Makan, Tidak Melakukan Perawatan Pasca Melahirkan. Gangguan Mental dan Hipertensi Pada Ibu, Sakit Infeksi yang Berulang, Faktor Sanitasi.

Gejala Stunting meliputi : Anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya. Proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih muda/kecil, berat badan rendah untuk anak seusianya dan pertumbuhan tulang tertunda.

Anak dikatakan mengalami stunting jika memiliki tinggi badan yang lebih pendek daripada anak lain seusianya, atau tinggi badan anak berada di bawah standar kurva pertumbuhan yang dibuat oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Pada tahun 2020, Indonesia menempati posisi ke-2 angka stunting se Asia Tenggara.

Kata dr Hijrah, ada10 cara mengatasi stunting pada anak : Perbaiki stunting sebelum usia 2 tahun Berikan ASI, Perbaiki masalah menyusui. Beri olahan protein hewani pada MPASI.Imunisasi rutin. Memantau tumbuh kembang anak, Perilaku hidup bersih dan sehat, Menggunakan jamban sehat.

“Kapan Anak dikategorikan stunting ? Nah, berikut ini ciri-ciri stunting pada anak: Tinggi dan berat badan lebih kecil dibandingkan dengan anak seusianya. Anak rentan mengalami gangguan pada tulang. Mengalami gangguan tumbuh kembang” Tutur dr. Hijrah.

Salah satu kunci utama dalam penanganan masalah stunting, ucap dr. Hijrah lebih lanjut, yaitu dengan pola pengasuhan sejak 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Untuk itu masyarakat atau keluarga perlu mendapat pengetahuan tentang pengasuhan yang ideal mulai sejak dalam kandungan hingga bayi berusia 2 tahun.

PEWARTA : M.SABARUDDIN//Portalinsiden.com*